Jumat, 21 Oktober 2011

Bosan Hidup, Saya Ingin Mati!

Seorang pria mendatangi sang Master,"Guru,saya sdh bosan hidup,saya jenuh betul.
Rumah tangga saya berantakan.Usaha saya kacau.Apapun yang saya lakukan selalu berantakan,saya ingin mati"

Sang Master tersenyum,"Oh,kamu sakit"

"Tidak,Master,saya tidak sakit.Hanya jenuh dengan kehidupan.Itu sebabnya saya ingin mati"

Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya,sang master meneruskan,"Kamu sakit.Dan penyakitmu itu sebutannya 'Alergi Hidup'.Ya,kamu alergi terhadap kehidupan"

Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan.
Kemudian,tanpa di sadari kita melakukan hal2 yang bertentangan dgn norma kehidupan.Hidup ini berjalan terus,sungai kehidupan mengalir terus.Itu sebabnya kita jatuh sakit.Kita mengundang penyakit.Resistensi kita,penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit.

Yang namanya usaha,pasti ada pasang-surutnya.Dalam hal berumahtangga,bentrokan2 kecil itu memang wajar,lumrah.Persahabatan pun tidak selalu langgeng,tidak abadi.Apa sih yang langgeng dalam hidup ini?Kita tidak menyadari sifat kehidupan.Kita ingin mempertahankan suatu keadaan.Kemudian kita gagal,kecewa dan menderita.

"Penyakitmu ini bisa di sembuhkan,asal kamu ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku"

"Tidak,Guru,tidak.Saya sudah betul2 jenuh.Tidak,saya tidak ingin hidup",pria itu menolak tawaran sang guru.

"Jadi kamu tdk ingin sembuh?,kamu betul2 ingin mati"

"Ya,memang,saya sdh bosan hidup"

"Baik,besok sore kamu akan mati.Ambillah botol obat ini.Setengah botol di minum malam ini,setengah botol lagi besok sore jam enam,dan jam delapan malam kamu akan mati dgn tenang"

Giliran dia menjadi bingung.Setiap Master yang ia datangi selalu berupaya memberinya semangat.Yang satu ini aneh.Ia bahkan menawarkan racun.Tetapi karena ia memang sdh jenuh,ia menerimanya dgn senang hati.
Pulang kerumah ia langsung meminumnya setengah botol.
Dan ia merasakan ketenangan sebagaimana tdk pernah ia rasakan sebelumnya.

Begitu rileks,begitu santai!

Tinggal satu malam,satu hari dan ia akan mati.Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah.
Malam itu,ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di Restoran jepang.Sesuatu yang tidak pernah mereka lakukan sebelumnya.Pikir2 malam terakhir,ia akan meninggalkan kenangan manis.Sambil makan,ia bersenda gurau,,suasananya santai banget!


Sebelum tidur,ia mencium bibir istrinya dan berbisik,"Sayang,aku mencintaimu".Karena malam itu ia ingin meninggalkan kenangan manis!
Esoknya bangun tidur,ia membuka jendela kamar dan melihat keluar.Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya.Dan tergoda untuk lari pagi,,sepulangnya ia mendapati istrinya masih tertidur.Ia berinisiatif membuat dua cangkir kopi,Satu untuk istrinya dan satu lagi untuk dirinya.
Sang istripun merasa aneh sekali.

Di kantor,ia menyapa dan bersalaman dgn setiap orang,Stafnya pun bingung,"Hari ini,Bos kita aneh ya?"Dan sikap mereka pun langsung berubah.Mereka pun menjadi lembut.Karena siang itu adalah siang terakhir,ia ingin membuat kenangan manis!
Tiba2 segala sesuatu di sekitarnya berubah,ia menjadi ramah dan lebih toleran,bahkan apresiatif thd pendapat yang berbeda.
Tiba2 hidup menjadi indah.Ia mulai menikmatinya.Pulang ke rumah,ia mendapati istrinya menungguinya di depan rumah.
Kali ini justru sang istri memberinya kecupan kepadanya dan berkata,"Sayang,maafkan jika selama ini,aku merepotkanmu"

Tiba2 sungai kehidupannya mengalir kembali.Tiba2 hidup menjadi sangat indah.Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri.Tapi bagaimana dgn setengah botol racun yang telah ia minum.

Ia pun mendatangi sang Guru.

Melihat wajah pria itu,rupanya sang Guru mengetahui apa yang telah terjadi."Buang saja botol itu,isinya hanya air biasa.Kau kini sudah sembuh..Apabila kau hidup dalam kekinian,apabila kau hidup dalam kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja,maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan.Leburkan egomu,keangkuhanmu,kesombonganmu.Jadilah selembut air.Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan.Kau tidak akan jenuh,kau tidak akan bosan.Kau akan merasa hidup.Itulah rahasia kehidupan.Itulah jalan menuju ketenangan."


Pria itu mengucapkan terimakasih dan memyalami sang Guru,lalu pulang ke rumah,untuk mengulangi malam sebelumnya.Konon,ia masih mengalir terus.Ia tak pernah lupa hidup dalam kekinian.Itulah sebabnya ia selalu bahagia,selalu tenang,selalu HIDUP!

Hidup,,bukanlah merupakan suatu beban yang harus di pikul,tapi merupakan suatu anugrah yang harus di nikmati.

Sumber : Ernawati Gafur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar